judul

INQUIRY OPERATION >> YOUR SECOND HOME TO GET YOUR SUCCESS<<

Friday, February 1, 2019

Sel Volta Dalam Kehidupan

Hallo Sahabat....

Tahukah kalian jika sel Volta yang digunakan dalam kehidupan sehari hari dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel primer, sel sekunder dan sel bahan bakar. Apa saja contoh konkrit sel Volta itu? Sebenarnya kalian sering berinteraksi dengannya. Salah satunya adalah penggunaan baterai pada perangkat elektronik kalian seperti ponsel, gadget dan lainnya. Pada pembahasan kali ini, ruang lingkup penjelasan akan dibatasi pada sel primer dan sel sekunder saja yang meliputi jenis jenis baterai dan apa perbedaannya masing masing sehingga kita tidak salah dalam penggunaannya.

1. Sel primer
       Pada sel primer banyak kita jumpai dalam bentuk baterai kering seperti seng - karbon, alkaline, merkuri, perak oksida, dan litium. pada sel primer anoda dan katodanya dihabiskan secara kimiawi ketika sel menghasilkan arus listrik. Sel primer hanya digunakan sekali pakai dan tidak dapat diisi ulang. 

  • Baterai kering seng - karbon
Baterai seng -karbon merupakan baterai yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Harganya murah dan terjangkau. Penggunaan baterai jenis ini biasanya untuk sumber energi pada radio, senter, mainan dan sejenisnya. Potensial sel baterai jenis ini sekitar 1,5 volt dan menurun sejalan dengan lama penggunaannya. Umur baterai jenis ini umumnya pendek, apalagi jika sahabat menggunakannya tanpa henti. Hal ini disebabkan produk ion dari reaksi redoks tidak dapat berdifusi dengan cepat meninggalkan elektroda. Bahasa sederhananya adalah elektron sulit berlari meninggalkan elektrode sehingga arus yang dihasilkan dapat terhenti. Pernahkah sahabat menggunakan baterai jenis ini pada mainan seperti mobil mobilan, setelah penggunaan selang waktu tertentu daya baterai menjadi lowbet (Low Bateray). Namun jika penggunannya dihentikan sejenak maka baterai tersebut kembali akan menghasilkan arus listrik. Fenomena ini disebakan oleh adanya waktu yang diberikan kepada bion ion dalam baterai tersebut untuk meninggalkan elektrode. Walaupun baterai jenis ini tidak pernah digunakan, baterai jenis ini memiliki umur terbatas karena elektrolit yang digunakan bersifat asam sehingga dapat mengoksidasi plat Zn sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada baterai. 
  • Baterai alkaline
Baterai alkalin memiliki umur yang lebih lama jika dibandingkan dengan baterai seng - carbon.  Jumlah arus yang dihasilkannya pun lebih besar. Baterai ini digunakan untuk peralatan yang membutuhkan arus listrik yang lebih besar seperti Tape rekorder, dan mainan pesawat terbang. Potensial sel baterai jenis ini dapat bertahan konstan selama penggunannya. 
  • Baterai merkuri
Baterai merkuri memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan jika dibandingkan dengan dua jenis baterai sebelumnya. Baterai jenis ini banyak digunakan pada jam tangan dan kamera. Potensial sel baterai sekitar 1,34 volt dan dapat bertahan konstan selama pemakaian. Reaksi redoks untuk menghasilkan listrik tidak melibatkan ion sehingga potensialnya konstan. Pembuangan libah baterai ini harus diperhatikan karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh adanya merkuri yang bersifat racun.
  • Baterai perak oksida
Baterai perak oksida juga memiliki ukuran yang kecil dan ringan. baterai jenis ini juga banyak digunakan pada jam tangan, kamera dan kalkulator. Umumnya umur baterai jenis ini sangat panjang karena arus yang dikeluarkannya sangat kecil. Potensial sel dari baterai ini sekitar 1,5 voltdan dapat bertahan konstan selama pemakaian.
  • Baterai Litium
Baterai litium berukuran kecil, bentuknya dapat berbentuk silinder atau cakram. Penggunaan baterai jenis ini biasanya digunakan untuk remote kontrol, kamera dan lampu darurat. baterai jenis ini memiliki potensial sel yang besar yakni sekitar 2,7 - 3,6 volt.


2. Sel sekunder
       Beberapa contoh sel sekunder dalam kehidupan sehari hari diantaranya baterai Pb (Accumulaor), baterai Ni-Cd dan baterai ion litium.

  • Baterai Pb
Tentu sahabat mengetahu baterai Pb atu yang biasa dikenal dengan aki. baterai jenis ini biasanya diguanakan untuk kendaraan seperti mobil dan motor. Aki terdiri dari beberapa sel yang disusun secara seri. Setiap sel mempunyai potensial 2 volt sehingga secara keseluruhan memiliki potensial sel sebesar 6 volt. Potensial sel pada aki semakin menurun seiring dengan reaksi redoks yang terjadi akibat penurunan konsentrasi asam sulfat dan penumpukan tembaga sulfat pada permukaan plat. Hal tersebut yang menyebabkan aki harus diisi ulang secara berkala.
  • Baterai Ni-Cd
Baterai Ni-Cd banyak digunakan pada kalkulator, flash fotografi, kamera digital, laptop, dan lainnya. baterai jenis ini dilengkapi dengan alat isi ulang . Potensial sel pada baterai ini sekitar 1,4 volt. Potensial sel bertahan secara konstan selama pemakaian. hal ini dikarenakan semua pereaksi dan produk reaksi adalah padatan sehingga tidak menyebabkan perubahan konsentrasi ion selama reaksi. Sahabat perlu tahu bahwa limbah baterai ini perlu diperlakukan secara hati hati, tidak dibuang disembarang tempat karena unsur Cd memiliki sifat yang beracun.
  • Baterai ion litium
Baterai ion litium sangat ringan sehingga cocok untuk alat elektronik portable seperti laptop, ponsel, dan camcorder. baterai ini memiliki potensial sel yang sangat besar yaitu 3,6 volt. Baterai ini mempunyai umur yang sangat panjang dari jenis baterai yang lain. 


Senyawa Halogen: Kawan atau Lawan?


Senyawa halogen mempunyai peranan penting di dalama kehidupan kita sehari hari. Akan tetapi senyawa ini juga telah terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, antara lain adalah gas halogen sebagai penyumbang terbesar rusaknya lapisan ozon serta kontaminasi rantai makanan.
Senyawa halogen seperti freon atau CFC (Klor - Flour - Karbon) sejak zaman dahulu digunakan pada hair - spray dan sebagai pendingin pada AC dan Lemari pendingin (Kulkas). CFC ternyata bereaksi dengan lapisan ozon sehingga merusak lapisan tersebut. Sedangkan sahabat tahu bahwa lapisan ozon berfungsi untuk melindungi kita dari radiasi ultraviolet yang sangat berbahaya.

Jika CFC bereaksi dengan ozon maka satu atom oksigen pada ozon akan dibebaskan.Sahabat dapat melihat reaksi kimianya sebagai berikut:
                                  
                                         CFC + O3 à O2 + Produk Oksidasi

Sekarang ini, penggunaan CFC telah dilarang dan para ilmuwan tentunya berusaha menghadirkan senyawa kimia baru yang dapat menggantikan fungsi CFC dengan sifat yang lebih ramah terhadap lingkungan. 

Selain itu disisi lain terdapat manfaat yang sangat besar dari senyawa halogen. Senyawa halogen juga digunakan sebagai pembasmi bibit penyakit dan pemanfaatan senyawa ini sebagai bahan campuran pada pestisida. Bermacam - macam molekul organik yang mengandung senyawa halogen telah dikembangkan. Tujuannya adalah untuk membasmi serangga dan binatang invertebrata yang menyerang dan merusak tanaman pangan. Juga digunakan untuk membasmi bibit penyakit tropis seperti malaria yang disebabkan oleh nyamuk anopeles. Salah satu pestisida yang pertama kali dibuat adalah DDT (diklorodifeniltrikloroetana). DDT banyak menyelamatkan nyawa jutaan manusia dari penyakit malaria, tifus, dan demam kuning. Namun terdapat resiko penggunaan senyawa ini, sahabat perlu mengetahui bahwa senyawa ini sangat sukar terurai secara alami. Akibatnya senyawa halogen akan menyebar dari satu mahluk hidup ke mahluk hidup lain melalui jaring jaring makanan. Penyebaran ini tentu akan mempengaruhi keseimbangan rantai makanan. 

Oleh karena itu, sebaiknya jika sahabat harus selalu arif dan bijaksanan dalam menggunakan senyawa yang mengandung unsur halogen agar keberlangsungan hidup di bumi tercinta ini akan tetap terjaga. (end)