judul

INQUIRY OPERATION >> YOUR SECOND HOME TO GET YOUR SUCCESS<<
Showing posts with label Tata Nama Senyawa. Show all posts
Showing posts with label Tata Nama Senyawa. Show all posts

Sunday, March 3, 2019

Tata Nama Senyawa Poliatomik

Senyawa poliatomik secara sederhana dapat didefinisikan sebagai senyawa yang unsur - unsur penyusunnya lebih dari dua jenis unsur yang berbeda. Senyawa ini jika dilarutkan di dalam air akan mengalami ionisasi menbentuk Kation dan Anion. Beberapa contoh senyawa poliatomik diantaranya: NaHCO3, MgSO4, K2Cr2O4. oBagaimana penulisan nama yang tepat untuk senyawa poliatomik tersebut? Berikut penjelasannya.

Terdapat dua cara penulisan senyawa ion poliatomik, penulisan ini ditentukan oleh jenis logam yang berikatan dengan ion poliatomik. Jika logam hanya memiliki satu jenis bilangan oksidasi maka penulisannya yaitu : NAMA LOGAM + NAMA ION POLIATOMIK. Namun jika logamnya memiliki lebih dari satu jenis bilangan oksidasi maka penulisannya ditambahkan angka romawi yang menunjukkan bilangan oksidasi yang dimiliki oleh logam logam/kation pada senyawa tersebut. Penulisan untuk cara yang kedua ini adalah: NAMA LOGAM + (ANGKA ROMAWI) + ION POLIATOMIK.

Berikut ini beberapa contoh anion terangkum pada tabel 1.1:

Sumber: edscyclopedia.com

Selain anion terdapat pula kation yang menjadi pasangannya. berikut ini beberapa jenis kation terangkum dalam tabel 1.2:
sumber: baguswahyupurnomo.blogspot.com

Beberapa contoh penulisan nama ion poliatomik yang tepat terangkum dalam tabel 1.3:

Kation
Anion
Rumus Molekul
Nama Senyawa
Na+
HCO3-
NaNO3
Natrium Bikarbonat
Mg2+
SO42-
MgSO4
Magnesium Sulfat
Fe2+
MnO42-
FeCr2O4
Besi(II)Manganat
Fe3+
PO43-
FePO4
Besi (III) Posfat
Mn2+
NO3-
Mn(NO3)2
Mangan (II) Nitrat
NH4+
OH-
NH4OH
Amonium Hidroksida

Wednesday, February 20, 2019

Tatanama Senyawa Biner Kovalen

Pada tulisan sebelumnya kita telah membahas tata cara penamaan senyawa biner ikatan ionik. Topik kali ini akan membahas tata cara penamaan senyawa biner ikatan kovalen. Pada penamaan senyawa biner ikatan kovalen mengikuti beberapa aturan diantaranya:

1. Senyawa biner yang unsur - unsurnya hanya dapat membentuk satu jenis molekul, penamaannya mengikuti rumus sebagai berikut:

Nama Nonlogam 1 + Nama Nonlogam 2 + Ida

Contoh: H2S = Hidrogen Sulfida
            HCl = Hidrogen Klorida

2. Senyawa biner yang unsur - unsurnya dapat membentuk lebih dari satu molekul maka untuk menbedakan antara satu dan yang lainnya, maka ditambahakan awalan sesuai dengan jumlah atom pada molekul tersebut. Awalan tersebut adalah:

1
Mono
2
Di
3
Tri
4
Tetra
5
Penta
6
Heksa
7
Hepta
8
Okta
9
Nona
10
Deka

Untuk penulisan nama menggunakan format:

X + Nama Non Logam 1 + Y + Nama Non Logam 2 + Ida

Keterangan :
X dan Y adalah angka indeks yang menyatakan jumlah atom yang terlibat pada suatu senyawa biner.
Catatan : Untuk nilai X dituliskan jika > 1 (2,3,4,5,6,7,8,9,10)

Contoh: Tentukan Nama yang tepat untuk senyawa berikut:
a. CO
    Analisis: Kita dapat menentukan nilai X dan Y senyawa CO yaitu X = 1 dan Y = 1. Berdasarkan data tersebut maka X tidak akan disebutkan pada penulisan nama senyawa tersebut dan untuk Y = 1 akan ditulis mono. Sehingga penulisan nama seyawa tersebut adalah : Karbon monoksida.

b. CO2
Analisis: Kita dapat menentukan nilai X dan Y senyawa CO yaitu X = 1 dan Y = 2. Berdasarkan data tersebut maka X tidak akan disebutkan pada penulisan nama senyawa tersebut dan untuk Y = 2 akan ditulis di. Sehingga penulisan nama seyawa tersebut adalah : Karbon dioksida.

c. NO2
Analisis: Kita dapat menentukan nilai X dan Y senyawa NO2 yaitu X = 1 dan Y = 2. maka X tidak akan disebutkan pada penulisan nama senyawa tersebut dan untuk Y = 2 akan ditulis di. Sehingga penulisan nama senyawa tersebut adalah : Nitrogen dioksida.
d. N2O5
Analisis: Kita dapat menentukan nilai X dan Y senyawa N2O5 yaitu X = 2 dan Y = 5. Berdasarkan data tersebut maka X =2 akan di dan untuk Y = 5 akan ditulis penta. Sehingga penulisan nama senyawa tersebut adalah : Dinitrogen pentaoksida.


Semoga bermanfaat.










Wednesday, February 13, 2019

Tata Nama Senyawa Biner Ionik

Mengapa manusaia, hewan, tumbuhan dan benda mati memiliki nama? Apakah pentingnya nama dalam kehidupan kita sehari - hari?

Pertanyaan di atas tentu perlu kita diskusikan bersama. Manusia, hewan, tumbuhan, dan benda mati perlu memiliki nama agar satu sama lain dapat dibedakan. Sebagai contoh, jika kita menginginkan sesuatu lantas kita tidak mengetahui nama benda tersebut maka tentu akan menyebabkan kebingungan. Oleh karena itu penamaan perlu diberikan kepada setiap benda secara seragam sehingga memiliki makna yang sama. 

Bagaimana dengan tata nama unsur dan senyawa kimia? Apa dasar penamaan unsur dan senyawa tersebut? Pada bagian ini kita akan mengupas tentang tata tata cara penamaan unsur dan senyawa kimia.

Penamaan senyawa kimiamengikuti cara sistematik yang telah disetujui oleh perkumpulan ilmuwan kimia internasional yang tergabung dalam IUPAC (The International Union of Pure and Apllied Chemistry). Cara penamaan senyawa dibagi menjadi dua yaitu cara penamaan senyawa biner dan cara penamaan senyawa poliatom. 

Tata Nama Senyawa Biner Ionik

Secara umum senyawa biner tersusun atas unsur logam dan unsur nonlogam (senyawa ionik) atau tersusun atas sesama unsur non logam (senyawa Kovalen). Terdapat perbedaan tata nama untuk kedua jenis senyawa ini. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
Untuk senyawa Ionik tata namanya terbagi dua yaitu tata nama untuk senyawa logam yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi yaitu dengan menyebutkan terlebih dahulu nama unsur logamnya dan diikuti dengan empat huruf pertama nama unsur non logamnya dan di akhiri dengan - ida. Untuk senyawa ionik yang unsur logamnya memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi maka penamaannya dimulai dengan menyebutkan Nama unsur logamnya dilanjutkan dengan angka romawi yang menyatakan jumlah biloks selanjtnya di ikuti dengan empat huruf pertama unsur non logamnya dan diakhiri dengan - ida.

Rumus : 
            Nama Unsur Logam + Nama Unsur Nonlogam + ida
            Nama Unsur Logam + (Biloks) + Nama Unsur Nonlogam + ida

Perlu kalian ingat bahwa unsur logam dibagi menjadi dua jenis berdasarkan bilangan oksidasi yang dimilikinya. Unsur golongan utama yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi yang terdiri dari Li, Na, K, Rb, Cs, Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Al. 
Contoh : Apakah nama yang tepat untuk senyawa : NaCl dan CaS, FeO
Analisis: 
Senyawa NaCl dan CaO tersusun atas unsur yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi sehingga penamaan yang tepat adalah: 
Na = Natrium
Cl = Klorin (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Klor)
Sehingga penamaan yang tepat untuk senyawa NaCl adalah Natrium Klorida bukan Natrium Klorinida

Ca = Kalsium
S = Sulfur (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Sulf)
Sehingga nama yang tepat untuk senyawa CaS adalah Kalsium Sulfida bukan Kalsium Sulfurida

Bagaimana dengan senyawa FeO, tta nama senyawa ini mengikuti tata cara penamaan unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi yang lebih dari satu. sehingga perlu ditentukan terlebih dahulu bilangan oksidasi atom Fe dalam senyawa FeO. Penentuan bilangan oksidasi atom Fe dalam senyawa FeO sebagai berikut: 
                              (Bo Fe x 1) + (Bo O x 1) = 0
                                         Bo Fe + ((-2) x 1) = 0
                                                           Bo Fe = +2
Setelah menentukan bilangan oksidasi Fe maka selanjutnya tentukan nama logam dan non logamnya
Fe = Besi
O = Oksigen (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Oksi)
Sehingga nama yang tepat untuk senyawa FeO adalah Besi (II) Oksida

Untuk Tata nama senyawa biner kovalen dan poliatom akan dibahas pada tulisan selanjutnya.