judul

INQUIRY OPERATION >> YOUR SECOND HOME TO GET YOUR SUCCESS<<

Thursday, January 31, 2019

Nuklir dan Lingkungan Hidup

Sejarah mencatat telah terjadi bebeapa kecelakaan pada reaktor nuklir seperti ledakan reaktor nuklir yang terdapat di Chernobyl pada tanggal 26 april 1986 yang menjadi bencana nuklir terbesar dalam sejarah peradaban manusia. Yang terbaru adalah kecelakaan reaktor Fukusima di Jepang yang mengakibatkan kebocoran pada reaktor nuklirnya. Kebocoran tersebut akan mengakibatkan kepulan asap radioaktif yang akan menyebar ke wilayah sekitar. Tubuh manusia yang terpapar radiasi nuklir dosis besar dalam waktu singkat akan mengalami Sindrom Radiasi Akut (ARS) atau keracunan radiasi yang bisa berujung pada kematian. Tingkat keparahan dan gejala yang timbul tergantung oleh seberapa besar radiasi nuklir yang terserap tubuh.
Adapun dampak buruk radiasi nuklir terhadap kesehatan tubuh antara lain:
  1. Menghancurkan Sel-sel Tubuh. Energi radiasi nuklir dosis tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak dan akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan penyakit komplikasi. Daerah tubuh yang paling rentan terhadap radiasi nuklir dosis tinggi adalah sel-sel pada lapisan perut, usus, pembuluh darah, dan sel-sel yang memproduksi darah di sumsum tulang. Kerusakan yang terjadi di sumsum tulang akan mengakibatkan tubuh tak mampu melawan infeksi atau penyakit. Dan pada fase inilah, radiasi nuklir mulai aktif merenggut nyawa seseorang.
  2. Kanker. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang terpapar radiasi nuklir berisiko besar terkena kanker tiroid. Terutama pada anak-anak yang lebih muda. Efek jangka panjang radiasi nuklir juga dapat membuat seseorang terkena kanker darah, kanker paru-paru, hingga kanker payudara.
  3. Gangguan Perkembangan Anak. Efek radiasi nuklir juga berdampak buruk bagi perkembangan tumbuh kembang anak.
  4. Kerusakan Jaringan Kulit. Dampak buruk radiasi nuklir juga bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit. Anda akan mengalami gejala seperti kulit terbakar, lecet dan luka, bahkan kanker kulit. Radiasi nuklir juga dapat merusak sel-sel kulit di kepala hingga menyebabkan kerontokan rambut, atau bahkan kebotakan permanen.

Selain itu masih terdapat dampak lain seperti ledakan yang berkaitan dengan energy nuklir. Asap hitam yang ditimbulkan dari ledakan tersebut akan menutupi sinar matahari dan akan menyebabkan bumi tenggelam dalam kegelapan. Tanpa adanya kehangatan dan paparan sinar matahari, tumbuhan tidak akan bisa berpotosintesis dan kemudian perlahan akan mati. Apabila tumbuhan mati, ekosistem manusia dan hewan akan hancur dan terjadi kelaparan besar-besaran. Bahkan ledakan nuklir dalam skala kecil dispekulasi dapat merusak fungsi lapisan ozon, memperpendek musim panen dan meningkatkan temperatur dan semakin menambah jumlah sebab pemanasan global.
Asap hitam yang naik ke bagian atas atmosfir ini akan terkena cahaya panas matahari dan menjalar ke seluruh dunia. Partikel-partikel dari asap tersebut akan mengkonsumsi cahaya matahari sebelum ia masuk ke dalam bumi, dan di satu sisi akan mengakibatkan bumi mengalami musim dingin yang panjang di seluruh bagiannya dengan rata-rata 1.25oC. Temperatur ini lebih dingin dari pada jaman es dan akan menjadi salah satu perubahan iklim terbesar dalam sejarah manusia.
Masalah lainnya adalah persoalan limbah nuklir yang dapat menyebabkan masalah pada lingkungan. Beberapa dari limbah ini, seperti 137Cs dan 90Sr, sangat berbahaya bagi manusia. Letak bahayanya karena Cs dapat membentuk ion Cs yang memiliki muatan +1 dan dapat menggantikan ion natrium dalam tubuh. Sama halnya dengan Cs, ion Sr dapat mengion menjadi Sr yang bermuatan +2 dan dapat menggantikan posisi Ca dalam tulang manusia. Akibatnya adalah tubuh manusia akan mengalami gangguan pada kesehatan akibat berubahnya struktur molekul yang terdapat pada tubuh manusia. Hingga saat ini masih belum ada solusi yang nyata untuk masalah limbah radioaktif. Banyak ilmuwan merasa bahwa ide untuk pembangunan dan perkembangan pembangkit tenaga nuklir akan memiliki dampak berbahaya berkaitan dengan belum adanya solusi untuk penanganan libah radioaktif tersebut.

Kekuatan Asam Basa Konjugasi


Suatu reaksi kimia akan semakin sempurna jalan reaksinya jika memiliki nilai K dalam keadaan setimbang semakin besar. Pada reaksi asam dan basa, jika suatu asam memiliki sifat asam yang semakin kuat, maka makin besar nilai Ka yang dimilikinya. Akibatnya adalah akan menyebabkan reaksinya akan semakin bergerak menuju produk. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar nilai Ka maka sifat asam suatu senyawa akan semakin kuat. Dengan bantuan harga Ka maka kita dapat membandingkan kekuatan asam beberapa senyawa kimia. Demikian juga kita dapat membandingkan kekuatan basa dari beberapa senyawa dengan melihat nilai Kbnya. semakin besar nilai Kb suatu basa maka sifat basanya akan semakin kuat. 

Untuk pasangan asam basa konjugasi, ada hubungan kebalikan antara kekuatan asam dan kekuatan basa dari konjugasinya. Makin kuat sifat asamnya maka basa konjugasinya akan semakin lemah. hal ini terlihat jelas dari nilai Ka yang diperoleh dari asamnya memiliki harga yang besar sedangkan sebaliknya harga Kb basa konjugasinya sangat kecil. berdasarkan teori jika harga Ka x Kb maka harus sama dengan nilai Kw, sehingga jika harga Ka suatu asam besar maka harga Kb basa konjugasinya akan kecil. 

Untuk asam asam kuat tingkat reaksinya adalah 100% dan harga Ka nya sangat besar. ini berarti bahwa harga Kb untuk basa konjugasi dari asam kuat sangat kecil. Contohnya adalah HCl akan emiliki sifat asam yang sangat kuat dan sebaliknya ion Cl akan memiliki sifat basah yang sangat lemah. 

Kesimpulan dari pembahasan ini adalah jika suatu asam memiliki nilai Ka yang sangat besar maka nilai Kb basa konjugasinya akan sangat kecil. Hal ini disebabkan karena hasil kali dari harga Ka dan Kb harus sama dengan harga Kw.

Wednesday, January 30, 2019

Reaksi Redoks di Sekitar Kita

Banyak kejadian dalam kehidupan sehari - hari yang melibatkan reaksi redoks. Misalnya perkaratan pada besi, pencucian noda pakaian dengan menggunakan zat pemutih, dan pengisian daya pada Accumulator (Aki). Selain itu, reaksi redoks juga dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan industri seperti ekstraksi dan pemurnian logam serta daur ulang perak.

Reaksi Redoks pada Perkaratan 

      Pada umumnya logam memiliki sifat mudah berkarat seperti besi dan baja. Perkaratan logam merupakan peristiwa oksidasi logam oleh oksigen dari udara. Logam akan semakin mudah berkarat jika berinteraksi dengan oksigen dan air. Selain itu terdapat pula bakteri yang dapat menghasilkan enzim Oksidase yang dapat mempercepat perkaratan. Gambar di samping ini menunjukan peristiwa perkaratan pada logam. 

Proses perkaratan besi dapat dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi sebagai berikut :



Reaksi Redoks pada Pemutihan Pakaian
   Untuk membersihkan noda pada kain yang berwarna putih, tidak cukup dengan menggunakan detergen. Biasanya kita menggunakan bahan pemutih yang memiliki daya angkat noda yang lebih kuat. Jenis zat pemutih yang banyak digunakan adalah produk yang mengandung senyawa Natrium hipoklorit (NaClO). Noda pada pakaian putih akan hilang setelah direndam dalam air yang mengandung senyawa NaClO. Mengapa senyawa NaClO dapat memutihkan pakaian?
Jika senyawa NaClO dilarutkan dalam air, maka akan terurai menjadi ion Na+ dan ClO. Ion ClOakan tereduksi menjadi ion klorin dan ion hidroksida. Atom klorin akan mengalami reduksi dengan mengalami perubahan bilangan oksidasi dari +1 menjadi 0. Jika suatu atom mengalami reduksi maka akan memiliki Sifat oksidator. Sifat inilah yang menjadikan senyawa NaClO dapat mengangkat noda pada pakaian yang akan dihilangkan.



Bilangan Oksidasi


Setiap atom memiliki muatan yang disebut juga dengan bilangan oksidasi, yaitu bilangan yang menyatakan banyaknya elektron yang telah dilepaskan atau diterima oleh suatu atom dalam suatu senyawa. dengan kata lain bilangan oksidasi adalah bilangan yang menyatakan jumlah elektron yang terlibat pada pembentukan suatu senyawa. Bilangan oksidasi diberi tanda positif jika atom melepas elektron dan diberi tanda negatif jika suatu atom menerima elektron.

Bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa dapat ditentukan dengan aturan sebagai berikut:

  1. Bilangan Oksidasi unsur bebas = 0. Unsur bebas adalah zat tunggal seperti Cu, Na, Mg, Al, dll, serta molekul unsur seperti O2, H2, Cl2, dll.
  2. Bilangan Oksidasi Ion monoatomik sama dengan muatan ionnya. Contoh Mg2+= +2,   O2-= -2
  3. Jumlah bilangan oksidasi total dalam senyawa = 0
  4. Jumalah bilangan Oksidasi Ion poliatomik sama dengan muatannya
  5. Bilangan oksidasi unsur golongan IA = +1, IIA = +2
  6. Bilangan Oksidasi unsur F dalam senyawa biner = -1
  7. Bilangan Oksidasi Unsur H dalam senyawa = +1 kecuali dalam senyawa Hidrida (NaH, MgH2) = -1
  8. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa adalah = -2, kecuali peroksida (H2O­2) = -1 dan dalam senyawa super oksida = -1/2 


Contoh 1 : Tentukan bilangan oksidasi atom S dalam senyawa H2S: 
              Penyelesaian: untuk menentukan bilangan oksidasi atom S dalam senyawa hidrogen sulfida maka kita harus menggunakan aturan 3 dan aturan 7.

Sehingga : kita peroleh : Biloks S  : (2xBO H) + (1x BO S) = 0
                                                           (2x (+1)) + (1x BO S) = 0
                                                                         (+2) + BO S = 0
                                                                                    BO S = -2 
Jadi Biloks S dalam senyawa H2S adalah : -2

Contoh 2 : Tentukan bilangan oksidasi atom S dalam senyawa K2SO4
              Penyelesaian: untuk menentukan bilangan oksidasi atom S dalam senyawa hidrogen sulfida maka kita harus menggunakan aturan  3, 5 dan 7.

Sehingga kita peroleh : Biloks S  :  (2xBO K) + (1x BO S) + (4x BO O) = 0
                                                             (2x (+1)) + (1x BO S) + (4x (-2)) = 0
                                                                                   (+2) + BO S + (-8) = 0
                                                                                            BO S + (- 6) = 0
                                                                                                       BO S = +6

Jadi Biloks S dalam senyawa K2SO4 = +6


Radio Isotop dan Kegunaannya



1. Radioisotop dalam Bidang Kedokteran
            Radioisotop digunakan dalam mengenal penyakit atau diagnosa, dalam mengobati penyakit atau terapi, dan dalam bidang kedokteran lainnya.
1.1. Radioisotop dalam Diagnosa
Dalam diagnosa radioisotop digunakan untuk mengetahui apakah jantung seorang bekerja normal atau tidak. Natrium 24 sebagai larutan NaCl disuntikkan pada lengan penderita. Atom-atom Na radioaktif yang memancarkan sinar gamma ini mkemudian akan menaglair melalui jantung. Dengan meletakkan pencacah Geiger Muller di atas jantung, maka pada saat darah yang mengandung Na 24 masuk ke jantung melalui saluran masuk yang kanan, alat pencacah akan mengelarkan denyut yang dapat dicatat pada pencatat. Kemudian denyut ini menghilang karena darah keluar meuju paru-paru.
Penggunaan radioisotop yang menarik adalah menentukan letakm tumor otak. Untuk itu digunakan radioisotop I-131 yang disuntikkan ke dalam tubuh  si sakit. Karena I-131 memancarkan sinar gamma maka letakm tumor dengan mudah ditentukan dari luar dengan menggunakan sebuah alat pencacah tanpa melubangi tengkorak si sakit.
Iodium 131 juga digunakan untuk menentukan fungsi kelenjar gondok apakah berfungsi normal atau tidak dengan menentukan engambilan atau uptake iodium oleh kelenjar gondok itu. Selain radioisotop yang tersebut di atas untuk maksud diagnostik tentang kelainan di tulang, kelainan hati, limpa, pau-paru dan otak digunakan pula technetium –99 m.

Pengetahuan Seputar Rokok

Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)

Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).

Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok

Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.

CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))

reaksi pembakaran rokok
Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya kompleks.


CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC)) 

Reaksi pirolisa


Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.

Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin

Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.

Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.

Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.

Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.

Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. 
(diolah dari pelbagai sumber).

Perusakan Lapisan Ozon

Ozon adalah gas yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Satu molekul ozon mempunyai tiga atom oksigen. Oleh karena itu, ozon mempunyai rumus kimia O3. Molekul-molekul ozon mudah bereaksi dengan zat-zat lain dengan melepaskan satu dari tiga atom oksigen tersebut. Udara mengandung beberapa macam gas seperti nitrogen (N2), oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), ozon (O3) dll. Ozon memiliki konsentrasi jauh lebih rendah dibandingkan N2 dan O2

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti planet bumi. Atmosfer bumi terdiri dari berbagai lapisan, yaitu berturut-turut dari bawah ke atas adalah troposfer, stratosfer dan lainnya. Di atmosfer keberadaan ozon dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ozon yang terdapat di lapisan troposfer (0-10 km dari bumi) dan ozon yang terdapat di lapisan stratosfer (10-60 km dari bumi). Di lapisan troposfer ozon berbahaya bagi manusia bila terdapat dalam konsentrasi yang tinggi, sebab dapat mengakibatkan gangguan pernafasan. Ambang batas gas ozon di tempat kerja atau ruangan adalah 120 Mikrogram per meter kubik udara. Semakin tinggi konsentrasi ozon di sebuah ruangan semakin pendek waktu tinggal di dalam ruangan tersebut. 

Ozon yang terdapat di troposfer juga berbahaya bagi tumbuh-tumbuhan, karena dapat mengganggu proses fotosintesis. Selain itu ozon dapat membunuh mikroorganisme. Oleh karena itu ozon digunakan untuk mensterilkan air minum, misalnya dalam produksi air minum kemasan dengan bermacam nama dagang.

Ozon mempunyai peranan yang penting dalam proses terjadinya Pemanasan Global, dan ozon itu sendiri merupakan salah satu Gas Rumah Kaca.

Ozon di stratosfer (lapisan ozon) melindungi semua makhluk hidup dari pancaran sinar ultraviolet yang berasal dari matahari. Karena itu, ozon di stratosfer (lapisan ozon) bermanfaat bagi manusia, kebalikan dari ozon di troposfer. Sinar matahari terdiri dari cahaya yang kasat mata dan tidak kasat mata. Cahaya yang tidak kasat mata terdiri dari sinar infrared (infra merah) dan sinar ultraviolet (ultra ungu). Sinar ultraviolet terdiri dari tiga bagian:
·    sinar ultraviolet A (UV-A)
·    sinar ultraviolet B (UV-B)
·   sinar ultraviolet C (UV-C

Diantara tiga bagian ultraviolet tersebut, UV-C dan UV-B berbahaya bagi makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan) karena mempunyai energi tinggi yang dapat menghancurkan sel-sel dalam tubuh. Di lapisan ozon terjadi proses pembentukan dan perusakan molekul-molekul ozon. Dua proses tersebut terjadi secara alami, terus-menerus dan seimbang. Dengan demikian konsentrasi ozon tetap konstan. Pembentukan dan perusakan molekul-molekul ozon tersebut menyerap sinar UV-C dan UV-B sehingga tidak sampai ke bumi. Dengan cara begitu, lapisan ozon melindungi makhluk hidup dari pancaran sinar ultraviolet.

Beberapa zat kimia dapat bereaksi dengan ozon di stratosfer, sehingga proses perusakan ozon berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan proses pembentukannya kembali. Zat-zat itu dalam bahasa Inggris disebut Ozone Depleting Substances (ODS). Zat perusak lapisan ozon (ODS) terutama adalah: 

CFC: Chlorofluorocarbon adalah sekumpulan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unsur yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC merupakan bahan hasil proses industri dan mempunyai sifat-sifat : tidak beracun, tidak dapat dibakar, dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Selain itu CFC juga merupakan salah satu gas rumah kaca.

Halon: Susunan kimia halon terdiri atas unsur-unsur klor, fluor dan karbon ditambah unsur brom (Br). Halon mempunyai potensi merusak lapisan ozon lebih besar dibandingkan dengan CFC. Selain itu halon mempunyai sifat-sifat: tidak dapat dibakar, beracun, dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. 

Dinitrogen Monoksida (N2O): N2O ini terjadi dalam proses perombakan oleh mikroorganisme di tanah. 

Methylbromida, dll.

Untuk menghindari perusakan ozon yang lebih massif maka dibutuhkan kesadaran kita bersama untuk mengurangi penggunaan bahan kimia yang dapat mempercepat perusakan tersebut. sehingga keberlangsungan mahluk hidup di bumi tercinta ini dapat terjaga.

Tuesday, January 1, 2019

Reaksi Ionisasi Beberapa Senyawa Kimia

Hallo sahabat .......
Berikut ini bebrapa reaksi ionisasi senyawa kovalen maupun ionik yang terjadi jika dilarutkan dalam air.

      a.   Asam nitrat                     : HNO3(aq)  à  H+(aq) + NO3-(aq)
      b.   Asam sulfat                     : H2SO4(aqà  2 H+(aq) + SO42- (aq)
      c.   Asam fosfat                     : H3PO4(aqà  3 H+(aq) + PO43-(aq)
      d.   Natrium hidroksida         : NaOH(aq) à Na+(aq) + OH-(aq)
      e.   Kalsium hidroksida         : Ca(OH)2(aqà Ca2+(aq) + 2 OH-(aq)
      f.    Aluminium hidroksida     : Al(OH)3(aqà Al3+(aq) + 3 OH-(aq)
      g.   Kalium bromide              : KBr(aqà  K+(aq) + Br-(aq)
      h.   Tembaga(II) sulfat          : CuSO4(aqà Cu2+(aq) + SO42-(aq)
      i.    Besi(II) perklorat            : Fe(ClO4)2(aq)  à  Fe2+(aq) + 2 ClO4-(aq)
      j.    Perak karbonat               : Ag2CO3(aq)  à 2 Ag+(aq) + CO32-(aq)
      k.   Magnesium arsenit         : Mg3(AsO3)2(aqà 3 Mg2+(aq) + 2 AsO33-(aq)
      l.    Aluminium sulfat             : Al2(SO4)3(aq)  à 2  Al3+(aq) + 3 SO42-(aq)

Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit

Hallo sahabat....
tahukah kalian mengapa jika terjadi banjir di lingkunganmu maka aliran listrik harus dipadamkan? apa hubungannya antara arus listrik dan air? untuk menemukan jawabannya maka simaklah penjelasan berikut ini!

Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik maka larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik atau larutan elektrolit dan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik atau larutan non elektrolit. Larutan elektrolit dibedakan atas larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang sangat baik dalam menghantarkan arus listrik. yang lainnya adalah larutan elektrolit lemah yaitu larutan yang kurang baik dalam menghantarkan arus listriik.

Mengapa suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik hal ini tidak dapat dilepaskan dari peristiwa terurainya suatu senyawa kimia menjadi ion ion nya jika dilarutkan dalam suatu pelarut seperti air. adanya ion yang dapat bergerak bebas dalam larutannya menyebabkan adanya hantaran listik. Tentunya jika semakin banyak ion yang terurai dalam larutannya maka daya hantar listriknya semakin baik. pada umumnya jenis senyawa kimia yang dapat mengalami penguraian menjadi ion - ionnya diantaranya adalah senyawa ionik sepertri NaCl dan NaOH dan senyawa kovalen polar seperti HCl dan Asam Asetat.

Sebaliknya ada larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini terjadi karena senyawa yang dilarutkan dalam suatu pelarut tidak mengalami penguraian menjadi ion - ion (ionisasi). Senyawa tersebut jika dilarutkan dalam suatu pelarut seperti air maka tidak akan membentuk ion melainkan hanya akan terurai menjadi molekul molekul senyawa tersebut. Jenis senyawa kimia yang tidak dapat menghantarkan arus listrik adalah senyawa kovalen non polar. Contonya adalah glukosa, urea dan benzena serta senyawa hidrokarbon seperti bensin dan solar. 


untuk menguji daya hantar suatu larutan maka digunakan suatu alat uji elektronik seperti pada gambar di samping. Jika suatu larutan di uji dengan alat uji elektrolit maka kita dapat menentukan jenis larutan berdasarkan daya hantar listriknya dengan melihat lampu indikator serta gelembung yang terdapat pada elektrode alat uji tersebut. Jika lampu indikator menyala terang dan menghasilkan banyak gelembung gas maka larutan tersebut termasuk elektrolit kuat sedangkan jika larutannya menyala redup dan menghasilkan sedikit gelembung gas maka termasuk elektrolit lemah dan apabila lampu indikator tidak menyala dan tidak menghasilkan gelembung gas maka larutan tersebut termasuk non elektrolit.