judul

INQUIRY OPERATION >> YOUR SECOND HOME TO GET YOUR SUCCESS<<

Wednesday, February 13, 2019

Tata Nama Senyawa Biner Ionik

Mengapa manusaia, hewan, tumbuhan dan benda mati memiliki nama? Apakah pentingnya nama dalam kehidupan kita sehari - hari?

Pertanyaan di atas tentu perlu kita diskusikan bersama. Manusia, hewan, tumbuhan, dan benda mati perlu memiliki nama agar satu sama lain dapat dibedakan. Sebagai contoh, jika kita menginginkan sesuatu lantas kita tidak mengetahui nama benda tersebut maka tentu akan menyebabkan kebingungan. Oleh karena itu penamaan perlu diberikan kepada setiap benda secara seragam sehingga memiliki makna yang sama. 

Bagaimana dengan tata nama unsur dan senyawa kimia? Apa dasar penamaan unsur dan senyawa tersebut? Pada bagian ini kita akan mengupas tentang tata tata cara penamaan unsur dan senyawa kimia.

Penamaan senyawa kimiamengikuti cara sistematik yang telah disetujui oleh perkumpulan ilmuwan kimia internasional yang tergabung dalam IUPAC (The International Union of Pure and Apllied Chemistry). Cara penamaan senyawa dibagi menjadi dua yaitu cara penamaan senyawa biner dan cara penamaan senyawa poliatom. 

Tata Nama Senyawa Biner Ionik

Secara umum senyawa biner tersusun atas unsur logam dan unsur nonlogam (senyawa ionik) atau tersusun atas sesama unsur non logam (senyawa Kovalen). Terdapat perbedaan tata nama untuk kedua jenis senyawa ini. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
Untuk senyawa Ionik tata namanya terbagi dua yaitu tata nama untuk senyawa logam yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi yaitu dengan menyebutkan terlebih dahulu nama unsur logamnya dan diikuti dengan empat huruf pertama nama unsur non logamnya dan di akhiri dengan - ida. Untuk senyawa ionik yang unsur logamnya memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi maka penamaannya dimulai dengan menyebutkan Nama unsur logamnya dilanjutkan dengan angka romawi yang menyatakan jumlah biloks selanjtnya di ikuti dengan empat huruf pertama unsur non logamnya dan diakhiri dengan - ida.

Rumus : 
            Nama Unsur Logam + Nama Unsur Nonlogam + ida
            Nama Unsur Logam + (Biloks) + Nama Unsur Nonlogam + ida

Perlu kalian ingat bahwa unsur logam dibagi menjadi dua jenis berdasarkan bilangan oksidasi yang dimilikinya. Unsur golongan utama yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi yang terdiri dari Li, Na, K, Rb, Cs, Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Al. 
Contoh : Apakah nama yang tepat untuk senyawa : NaCl dan CaS, FeO
Analisis: 
Senyawa NaCl dan CaO tersusun atas unsur yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi sehingga penamaan yang tepat adalah: 
Na = Natrium
Cl = Klorin (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Klor)
Sehingga penamaan yang tepat untuk senyawa NaCl adalah Natrium Klorida bukan Natrium Klorinida

Ca = Kalsium
S = Sulfur (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Sulf)
Sehingga nama yang tepat untuk senyawa CaS adalah Kalsium Sulfida bukan Kalsium Sulfurida

Bagaimana dengan senyawa FeO, tta nama senyawa ini mengikuti tata cara penamaan unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi yang lebih dari satu. sehingga perlu ditentukan terlebih dahulu bilangan oksidasi atom Fe dalam senyawa FeO. Penentuan bilangan oksidasi atom Fe dalam senyawa FeO sebagai berikut: 
                              (Bo Fe x 1) + (Bo O x 1) = 0
                                         Bo Fe + ((-2) x 1) = 0
                                                           Bo Fe = +2
Setelah menentukan bilangan oksidasi Fe maka selanjutnya tentukan nama logam dan non logamnya
Fe = Besi
O = Oksigen (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Oksi)
Sehingga nama yang tepat untuk senyawa FeO adalah Besi (II) Oksida

Untuk Tata nama senyawa biner kovalen dan poliatom akan dibahas pada tulisan selanjutnya.




Friday, February 1, 2019

Sel Volta Dalam Kehidupan

Hallo Sahabat....

Tahukah kalian jika sel Volta yang digunakan dalam kehidupan sehari hari dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel primer, sel sekunder dan sel bahan bakar. Apa saja contoh konkrit sel Volta itu? Sebenarnya kalian sering berinteraksi dengannya. Salah satunya adalah penggunaan baterai pada perangkat elektronik kalian seperti ponsel, gadget dan lainnya. Pada pembahasan kali ini, ruang lingkup penjelasan akan dibatasi pada sel primer dan sel sekunder saja yang meliputi jenis jenis baterai dan apa perbedaannya masing masing sehingga kita tidak salah dalam penggunaannya.

1. Sel primer
       Pada sel primer banyak kita jumpai dalam bentuk baterai kering seperti seng - karbon, alkaline, merkuri, perak oksida, dan litium. pada sel primer anoda dan katodanya dihabiskan secara kimiawi ketika sel menghasilkan arus listrik. Sel primer hanya digunakan sekali pakai dan tidak dapat diisi ulang. 

  • Baterai kering seng - karbon
Baterai seng -karbon merupakan baterai yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Harganya murah dan terjangkau. Penggunaan baterai jenis ini biasanya untuk sumber energi pada radio, senter, mainan dan sejenisnya. Potensial sel baterai jenis ini sekitar 1,5 volt dan menurun sejalan dengan lama penggunaannya. Umur baterai jenis ini umumnya pendek, apalagi jika sahabat menggunakannya tanpa henti. Hal ini disebabkan produk ion dari reaksi redoks tidak dapat berdifusi dengan cepat meninggalkan elektroda. Bahasa sederhananya adalah elektron sulit berlari meninggalkan elektrode sehingga arus yang dihasilkan dapat terhenti. Pernahkah sahabat menggunakan baterai jenis ini pada mainan seperti mobil mobilan, setelah penggunaan selang waktu tertentu daya baterai menjadi lowbet (Low Bateray). Namun jika penggunannya dihentikan sejenak maka baterai tersebut kembali akan menghasilkan arus listrik. Fenomena ini disebakan oleh adanya waktu yang diberikan kepada bion ion dalam baterai tersebut untuk meninggalkan elektrode. Walaupun baterai jenis ini tidak pernah digunakan, baterai jenis ini memiliki umur terbatas karena elektrolit yang digunakan bersifat asam sehingga dapat mengoksidasi plat Zn sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada baterai. 
  • Baterai alkaline
Baterai alkalin memiliki umur yang lebih lama jika dibandingkan dengan baterai seng - carbon.  Jumlah arus yang dihasilkannya pun lebih besar. Baterai ini digunakan untuk peralatan yang membutuhkan arus listrik yang lebih besar seperti Tape rekorder, dan mainan pesawat terbang. Potensial sel baterai jenis ini dapat bertahan konstan selama penggunannya. 
  • Baterai merkuri
Baterai merkuri memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan jika dibandingkan dengan dua jenis baterai sebelumnya. Baterai jenis ini banyak digunakan pada jam tangan dan kamera. Potensial sel baterai sekitar 1,34 volt dan dapat bertahan konstan selama pemakaian. Reaksi redoks untuk menghasilkan listrik tidak melibatkan ion sehingga potensialnya konstan. Pembuangan libah baterai ini harus diperhatikan karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh adanya merkuri yang bersifat racun.
  • Baterai perak oksida
Baterai perak oksida juga memiliki ukuran yang kecil dan ringan. baterai jenis ini juga banyak digunakan pada jam tangan, kamera dan kalkulator. Umumnya umur baterai jenis ini sangat panjang karena arus yang dikeluarkannya sangat kecil. Potensial sel dari baterai ini sekitar 1,5 voltdan dapat bertahan konstan selama pemakaian.
  • Baterai Litium
Baterai litium berukuran kecil, bentuknya dapat berbentuk silinder atau cakram. Penggunaan baterai jenis ini biasanya digunakan untuk remote kontrol, kamera dan lampu darurat. baterai jenis ini memiliki potensial sel yang besar yakni sekitar 2,7 - 3,6 volt.


2. Sel sekunder
       Beberapa contoh sel sekunder dalam kehidupan sehari hari diantaranya baterai Pb (Accumulaor), baterai Ni-Cd dan baterai ion litium.

  • Baterai Pb
Tentu sahabat mengetahu baterai Pb atu yang biasa dikenal dengan aki. baterai jenis ini biasanya diguanakan untuk kendaraan seperti mobil dan motor. Aki terdiri dari beberapa sel yang disusun secara seri. Setiap sel mempunyai potensial 2 volt sehingga secara keseluruhan memiliki potensial sel sebesar 6 volt. Potensial sel pada aki semakin menurun seiring dengan reaksi redoks yang terjadi akibat penurunan konsentrasi asam sulfat dan penumpukan tembaga sulfat pada permukaan plat. Hal tersebut yang menyebabkan aki harus diisi ulang secara berkala.
  • Baterai Ni-Cd
Baterai Ni-Cd banyak digunakan pada kalkulator, flash fotografi, kamera digital, laptop, dan lainnya. baterai jenis ini dilengkapi dengan alat isi ulang . Potensial sel pada baterai ini sekitar 1,4 volt. Potensial sel bertahan secara konstan selama pemakaian. hal ini dikarenakan semua pereaksi dan produk reaksi adalah padatan sehingga tidak menyebabkan perubahan konsentrasi ion selama reaksi. Sahabat perlu tahu bahwa limbah baterai ini perlu diperlakukan secara hati hati, tidak dibuang disembarang tempat karena unsur Cd memiliki sifat yang beracun.
  • Baterai ion litium
Baterai ion litium sangat ringan sehingga cocok untuk alat elektronik portable seperti laptop, ponsel, dan camcorder. baterai ini memiliki potensial sel yang sangat besar yaitu 3,6 volt. Baterai ini mempunyai umur yang sangat panjang dari jenis baterai yang lain.