Mengapa manusaia, hewan, tumbuhan dan benda mati memiliki nama?
Apakah pentingnya nama dalam kehidupan kita sehari - hari?
Pertanyaan di atas tentu perlu kita diskusikan bersama. Manusia,
hewan, tumbuhan, dan benda mati perlu memiliki nama agar satu sama lain dapat
dibedakan. Sebagai contoh, jika kita menginginkan sesuatu lantas kita tidak
mengetahui nama benda tersebut maka tentu akan menyebabkan kebingungan. Oleh
karena itu penamaan perlu diberikan kepada setiap benda secara seragam sehingga
memiliki makna yang sama.
Bagaimana dengan tata nama unsur dan senyawa kimia? Apa dasar
penamaan unsur dan senyawa tersebut? Pada bagian ini kita akan mengupas tentang
tata tata cara penamaan unsur dan senyawa kimia.
Penamaan senyawa kimiamengikuti cara sistematik yang telah
disetujui oleh perkumpulan ilmuwan kimia internasional yang tergabung dalam IUPAC (The International Union of Pure and Apllied Chemistry). Cara
penamaan senyawa dibagi menjadi dua yaitu cara penamaan senyawa biner dan cara
penamaan senyawa poliatom.
Tata Nama Senyawa Biner Ionik
Secara umum senyawa biner tersusun atas unsur logam dan unsur
nonlogam (senyawa ionik) atau tersusun atas sesama unsur non logam (senyawa
Kovalen). Terdapat perbedaan tata nama untuk kedua jenis senyawa ini.
Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
Untuk senyawa Ionik tata namanya terbagi dua yaitu tata nama untuk
senyawa logam yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi yaitu dengan
menyebutkan terlebih dahulu nama unsur logamnya dan diikuti dengan empat huruf
pertama nama unsur non logamnya dan di akhiri dengan - ida. Untuk senyawa ionik
yang unsur logamnya memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi maka penamaannya
dimulai dengan menyebutkan Nama unsur logamnya dilanjutkan dengan angka romawi
yang menyatakan jumlah biloks selanjtnya di ikuti dengan empat huruf pertama
unsur non logamnya dan diakhiri dengan - ida.
Rumus :
Nama Unsur Logam + Nama
Unsur Nonlogam + ida
Nama Unsur Logam +
(Biloks) + Nama Unsur Nonlogam + ida
Perlu kalian ingat bahwa unsur logam dibagi menjadi dua jenis
berdasarkan bilangan oksidasi yang dimilikinya. Unsur golongan utama yang hanya
memiliki satu bilangan oksidasi yang terdiri dari Li, Na, K, Rb, Cs, Be, Mg,
Ca, Sr, Ba, dan Al.
Contoh : Apakah nama yang tepat untuk senyawa : NaCl dan CaS, FeO
Analisis:
Senyawa NaCl dan CaO tersusun atas unsur yang hanya memiliki satu
bilangan oksidasi sehingga penamaan yang tepat adalah:
Na = Natrium
Cl = Klorin (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Klor)
Sehingga penamaan yang tepat untuk senyawa NaCl adalah Natrium Klorida bukan Natrium
Klorinida
Ca = Kalsium
S = Sulfur (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Sulf)
Sehingga nama yang tepat untuk senyawa CaS adalah Kalsium Sulfida bukan Kalsium Sulfurida
Bagaimana dengan senyawa FeO, tta nama senyawa ini mengikuti tata
cara penamaan unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi yang lebih dari satu.
sehingga perlu ditentukan terlebih dahulu bilangan oksidasi atom Fe dalam
senyawa FeO. Penentuan bilangan oksidasi atom Fe dalam senyawa FeO sebagai
berikut:
(Bo Fe x 1) + (Bo O x 1) = 0
(Bo Fe x 1) + (Bo O x 1) = 0
Bo Fe + ((-2) x 1) = 0
Bo Fe = +2
Setelah menentukan bilangan oksidasi Fe maka selanjutnya tentukan
nama logam dan non logamnya
Fe = Besi
O = Oksigen (empat huruf pertama yang digunakan yaitu Oksi)
Sehingga nama yang tepat untuk senyawa FeO adalah Besi (II)
Oksida
Untuk Tata nama senyawa biner kovalen dan poliatom akan dibahas
pada tulisan selanjutnya.