judul

INQUIRY OPERATION >> YOUR SECOND HOME TO GET YOUR SUCCESS<<

Thursday, February 14, 2019

Bagaimana Memaknai Kelarutan dan Hasil Kali kelarutan


Kelarutan suatu zat di dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut di dalam suatu pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah jenis pelarut dan suhu. Suatu waktu ketika zat terlarut di masukkan ke dalam larutan maka akan terbentuk keadaan kesetimbangan. Untuk larutan jenuh pada keadaan setimbang akan memiliki nilai kesetimbangan yang disebut dengan tetapan hasil kali kelarutan.  

Larutan dapat diprediksi apakah sudah terbentuk endapan atau tidak dengan membandingkan antara produk ion yang dihasilkan dengan nilai tetapan hasil kali kelarutannya. Larutan jenuh merupakan suatu zat terlarut yang tidak dapat larut dalam keadaan kesetimbangan dinamis dengan larutan. Larutan jenuh akan terbentuk hanya apabila produk ion (Qsp), memiliki konsentrasi tepat sama dengan Ksp. Apabila produk ion kurang dari Ksp, maka larutan tersebut tidak jenuh karena masih banyak garam yang harus larut agar tercapai konsentrasi dimana produk ion sama dengan Ksp. Apabila konsentrasi produk ion lebih besar dari Ksp maka akan diperoleh larutan yang lewat jenuh. Hal ini disebabkan karena sebagian garam harus mengendap agar diperoleh konsentrasi yang lebih rendah sampai konsentrasi produk ion sama dengan Ksp.

Makna yang dapat di jabarkan dari nilai tetapan hasil kali kelarutan adalah semakin besar nilai Ksp suatu zat, maka semakin muda zat tersebut larut dalam pelarut dan begitu pun sebaliknya. Dalam larutan, endapan hanya akan terbentuk apabila larutan dalam keadaan lewat jenuh. Oleh sebab itu, kita dapat menggunakan produk ion dalam larutan untuk mengetahui apakah endapan akan terbentuk atau tidak. Sebagai kesimpulan akan dijumpai keadaan:

Larutan tidak jenuh  : produk ion < Ksp : Endapan tidak akan terbentuk
Larutan tepat jenuh  : Produk Ion = Ksp : Endapan belum terbentuk 
Larutan lewat jenuh : Produk Ion > Ksp : Endapan terbentuk

Ketika suatu garam dilarutkan dalam larutan yang telah mengandung ion sejenis, maka kelarutannya akan berkurang apabila dibandingkan dengan kelarutannya dalam air murni. Perak klorida misalnya, kelarutannya akan lebih sedikit dalam larutan yang mengandung NaCl apabila perak klorida dilarutkan dalam air murni. Dalam hal ini kedua zat terlarut mempunyai ion yang sama yaitu ion klorida. Penurunan kelarutan dengan adanya ion yang sama disebut pengaruh ion sejenis.

Pengaruh ion sejenis terhadap kelarutan merupakan salah satu contoh dari prinsip Le Chatelier. Misalnya AgCl dilarutkan ke dalam air murni dan dibiarkan sampai tercapai keadaan setimbang sesuai dengan reaksi berikut : AgCl(s)  ßà Ag+(aq) + Cl-(aq)

Jika kedalam larutan tersebut dimasukkan suatu garam yang mudah larut seperti NaCl, maka konsentrasi ion klorida akan naik dan akibatnya penambahan tersebut akan menyebabkan kesetimbangan akan bergeser kea rah kiri dan menyebabkan terbentuknya endapan AgCl. Dengan perkataan lain, AgCl kurang larut dalam larutan NaCl jika dibandingkan dalam air murni.

Wednesday, February 13, 2019

Titrasi Asam Basa


Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau basa.  Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya. Sebaliknya kadar suatu basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
Titrasi yang menyadarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetric. Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat – alat standar misalnya, buret dan pipet volume.

Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau aside alkalimetri. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret ke dalam larutan asam dengan volume tertentu yang terletak dalam labu Erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indicator.

Tepat pada saat warna indicator berubah, tirasi dihentikan dan volumenya dicatat sebagai volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang diletakkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi. Indicator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indicator yang mempunyai trayek perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat tepat bereaksi pH larutan sama dengan 7.

Perubahan warna indicator yang menandai tepat habisnya kedua larutan yang bereaksi tidak selamanya tepat seperti perhitungan teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekivalen. Perbedaan volume titik akhir titrasi dengan titik ekivalen disebut kesalahan titirsi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indicator, jika indicatornya tepat maka kesalahan titrasinya semakin kecil.