judul

INQUIRY OPERATION >> YOUR SECOND HOME TO GET YOUR SUCCESS<<

Monday, July 29, 2019

Metode ilmiah

Disadur dari http//sites.google.com

Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.

Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan  data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.

Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.

Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. Merumuskan masalah.
  2. Merumuskan hipotesis.
  3. Mengumpulkan data.
  4. Menguji hipotesis.
  5. Merumuskan kesimpulan.
  6. Merumuskan Masalah

Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?

Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.

Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.


Sunday, July 28, 2019

Senyawa Karbon Organik dan Karbon Anorganik

Atom karbon merupakan unsur utama penyusun senyawa organik. Atom karbon dibahas khusus dalam cabang ilmu kimia yaitu kimia organik. Nama kimia organik didasarkan pada awal perkembangan ilmu kimia karbon. Pada waktu itu, senyawa karbon dianggap hanya dapat disintesis atau dibuat oleh tubuh mahluk hidup. Oleh karena itu, senyawa karbon juga dikenal sebagai senyawa Organik. Contoh senyawa organk seperti Karbohidrat, Protein, Lemak dan Vitamin. 

Pendapat ini bertahan lama sampai akhirnya pada tahun 1928, Friedrich Wohler dapat mensintesis urea di luar tubuh mahluk hidup. Proses sintesis yang dilakukan dengan cara memanaskan ammonium sianat menjadi urea. Atas dasar penemuan tersebut, penggolongan senyawa karbon sebagai senyawa organik tidak didasarkan lagi pada senyawa yang dapat disintesis oleh tubuh makhluk hidup tetapi definisinya lebih ditekankan pada sifat dan strukturnya. Hal tersebut dikarenakan urea yang merupakan senyawa organik dapat disintesis dari senyawa anorganik. 

Berdasarkan fakta di atas maka senyawa karbon terbagi menjadi dua yaitu senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik. Ciri khas senyawa karbon organik adalah di dalam strukturnya terdapat rantai atom karbon. sedangkan pada senyawa atom karbon anorganik umunya tidak mempunyai rantai atom karbon. Berikut ini beberapa perbedaan antara senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik: 
  • Kestabilan terhadap pemanasan
Untuk senyawa karbon organik jika dipanaskan maka strukturnya sangat mudah terurai sedangkan untuk senyawa karbon anorganik cenderung lebih stabil jika dipanaskan. 
  • Kelarutan 
Senyawa karbon organik pada umumnya sukar larut dalam pelarut polar, tetapi mudah larut dalam pelarut nonpolar sedangkan untuk senyawa karbon anorganik mudah larut dalam pelarut polar. 
  • Titik lebur dan titik didih 
Titik lebur dan titik didih senyawa karbon organik relatif lebih rendah sedangkan untuk senyawa karbon anorganik memiliki titik lebur dan titik didih ada yang sangat tinggi tetapi ada pula yang sangat rendah. 
  • Kereaktifan 
Senyawa karbon organik pada umumnya kurang reaktif atau sukar bereaksi dan jika bereaksi maka akan berlangsung sangat lambat. sedangkan senyawa karbon anorganik lebih reaktif dan umumnya berlangsung cepat. 
  • Struktur
Senyawa karbon organik dalam strukturnya mempunyai rantai karbon sedangkan senyawa karbon anorganik dalam strukturnya tidak terdapat rantai karbon.