Irving Langmuir
Dikutip
dari merdeka.com Irving Langmuir adalah seorang ahli fisika dan kimia
berkebangsaan Amerika. Ia terkenal sebagai peneliti kulit atom sekaligus penemu
kawat pijar yang menuntunnya ke penemuan tabung vakum tinggi. Langmuir
mendapatkan berbagai penghargaan untuk penemuan dan kontribusinya terhadap
kemajuan teknologi, seperti John Scott Award, Cannizzaro Prize, Medali Perkin,
dan yang paling bergengsi adalah Nobel Kimia yang dianugerahkan kepadanya pada
tahun 1932.
Langmuir
lahir di Brooklyn pada 31 Januari 1881. Orangtua Langmuir selalu menyuruhnya
untuk mengamati alam sekitar dengan teliti dan mencatat hasil pengamatan
tersebut. Pada usia 11 tahun, diketahui bahwa ia memiliki daya penglihatan yang
kurang baik. Setelah kondisi tersebut membaik, ketertarikan Langmuir tentang
ilmu alam semakin besar. Ketertarikan ini tidak lepas dari pengaruh kakaknya,
Arthur, yang merupakan seorang ahli kimia. Arthur menasihati Irving agar selalu
memupuk rasa ingin tahunya tentang alam dan bagaimana cara kerjanya.
Langmuir
belajar ilmu metal di Sekolah Pertambangan Universitas Columbia dengan gelar
Bachelor of Science bidang teknik metalurjik pada tahun 1903. Ia mendapatkan
gelar Ph.D. dari Universitas Gottingen, Jerman, dengan meneliti lampu elektrik
temuan pembimbing akademiknya, Walther Nernst. Judul disertasi yang disusunnya
adalah “On the Partial Recombination of Dissolved Gases During Cooling”. Lulus
dari Gottingen, Langmuir mengajar di Stevens Institute of Technology di New
Jersey sebelum akhirnya memulai karir di laboratorium riset General Electric,
New York. Penelitian yang ia lakukan di laboratorium tersebut merupakan
kelanjutan dari penelitian disertasi yang ia lakukan sebelumnya. Penelitian
tersebut semakin disempurnakan dengan pompa difusi yang berhubungan dengan
tabung vakum tinggi, temuan Langmuir selanjutnya.
Sedangkan
di sadur dari Wikipedia berbahasa Indonesia, ilmuan ini Pekerjaan pertamanya
ialah memecahkan masalah yang dihadapi sekaitan dengan bola lampu filamen tungsten baru.
Langmuir berkonsentrasi pada prinsip dasar di mana lampu bekerja,
meneliti reaksi kimia yang dikatalisis oleh filamen tungsten panas. Ia mengusulkan
mengisi bola lampu dengan gas nitrogen (dan kemudian gas argon) dan memilin filamen
itu menjadi bentuk spiral untuk menghambat penguapan tungsten.
Minatnya
dalam asas itu melibatkannya dalam teori ikatan kimia dalam
masalah elektron, dan ia menguraikan gagasan-gagasan yang pertama kali
dikemukakan oleh Gilbert Lewis. Langmuir
mengajukan bahwa oktet bisa diisi
dengan pasangan antara 2 atom yang berikatan ikatan
"kovalen". Studinya pada kimia permukaan yaitu studi gaya
kimiawi pada permukaan kontak (antarpermukaan) antara zat-zat yang berbeda, di
mana begitu banyak reaksi biologis dan membuatnyaa memenangkan Penghargaan Nobel dalam bidang Kimia pada 1932.
Penemuan
yang lainnya adalah Langmuir mengembangkan konsep baru adsorpsi, yang tiap
molekul menabrak permukaan dalam kontak dengannya sebelum menguap, kemudian membentuk
monolayer konsep ini berkebalikan dengan teori sebelumnya yang menyerupai
adsorpsi pada penarikan bumi dari gas-gas di atmosfer, di mana tarikan itu
berkurang seiring dengan menjauhnya gas-gas itu dari bumi. Ia mengembangkan
banyak teknik eksperimental, termasuk penggunaan meluas tabung vakum untuk
mempelajari antarpermukaan padat-cair dan film minyak untuk
mempelajari antarpermukaan cair-cair.
No comments:
Post a Comment