Penulis : Cahaya Afiati
Disadur dari : kisahinspirasi.com
Anakku, izinkan bunda menuturkan sebuah kisah.
Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, senang beribadah
dan berjihad, suatu kali pernah berkata. "Sesungguhnya jiwaku adalah jiwa
yang mempunyai banyak cita-cita". Dia pernah bercita-cita menjadi
amir, dia telah mendapatkannya. Dia bercita-cita menjadi seorang khalifah, juga
telah didapatkannya. Sekarang, cita-citaku adalah surga, dan aku berharap
mendapatkannya."
Lembar sejarah membuktikan, orang-orang besar umumnya
memiliki cita-cita tinggi. Anakku, bukan hanya itu, mereka berusaha mewujudkan
apa yang mereka cita-citakan dengan segenap upaya dan kesungguhan, dan umumnya
mereka mampu meraih cita-cita yang telah mereka canangkan.
Bukan hanya kisah Umar bin Abdul Aziz yang akan bunda
ceritakan. Ada kisah lain, tentang empat pemuda dengan cita-cita mereka. Suatu
kali, Abdullah bin Umar, Urwah bin Zubair, Mushab bin Zubair dan Abdul Malik
bin Marwan ra. berkumpul di pelataran ka'bah. Mushab yang bicara pertama kali
dengan mengatakan,"Bercita-citalah kalian." Sahabat yang enggan
mengatakan cita-citanya, meminta Mushab terlebih dulu menyampaikan cita-citanya.
Mushab bertutur,"Aku ingin kaum muslimin bisa
menaklukkan wilayah Irak, aku ingin menikahi Sakinah puteri Husein dan Aisyah
binti Thalhah bin Ubaidillah." Tahukah anakku, apa yang kemudian hari
berlaku atas Mushab? Allah SWT memperkenankannya memperoleh apa yang ia
cita-citakan.
Urwah bin Jubair kemudian menceritakan harapannya. "Aku
ingin menguasai ilmu fikih dan hadits." Subhanallah, Urwah kemudian
dikenal sebagai salah satu tokoh ulama fikih dan banyak meriwayatkan hadits.
Abdul Malik bin Marwan mengungkapkan cita-citanya. Ia
menyatakan keinginannya untuk menjadi khalifah. Dan anakku, Abdul Malik bin
Marwan kemudian menjadi khalifah di masa Daulah Umawiyah yang dikenal sebagai
khalifah yang memiliki ilmu yang luas dan taat beribadah.
Terakhir, Abdullah bin Umar menegaskan cita-citanya. Tahukah
anakku, apa cita-cita Abdullah bin Umar? Cita-citanya adalah, surga!
Anakku sayang, ambillah hikmah terbaik dari kisah itu. Apa
yang menjadi cita-cita mereka? Cita-cita yang tinggi dan besar. Apakah engkau
mengetahui, bagaimana mereka bisa mencapai cita-cita itu? Mereka mencapainya
dengan perjuangan dan pengorbanan yang sungguh-sungguh diiringi dengan mental
yang luar biasa. Bukan dicapai dengan menumbuhkan keminderan, kekalahan bahkan
keputusasaan. Kekuatan tekad yang mereka miliki disertai dengan kerja keras
juga doa kepada Allah SWT membuat mereka mampu mencapai apa yang mereka
inginkan.
Perhatikan apa yang sejarah tulis mengenai perjuangan Umar
bin Abdul Aziz. Kala diangkat menjadi pemimpin, ia tanggalkan kemewahan-kemewahan
yang pernah dinikmatinya. Ia ganti kemewahan itu dengan segenap kesederhanaan.
Ia bahkan meminta keluarganya untuk turut serta hidup dalam kesederhanaan itu.
Yunus bin Syuaib bahkan berkata, "Sebelum menjadi khalifah, tali celananya
masuk ke dalam perutnya yang besar. Namun, ketika dia menjadi khalifah, dia
sangat kurus. Bahkan jika saya menghitung jumlah tulang rusuknya tanpa
menyentuhnya, pasti saya bisa menghitungnya." Bukan hanya itu, Umar bin
Abdul Aziz juga dikenal sebagai pemimpin yang menolak suap dalam bentuk apapun.
Subhanallah.. Allah SWT memperkenankan Umar bin Abdul Aziz memperoleh
keinginannya untuk menjadi khalifah dan Umar menjalankannya dengan penuh
kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menngapai cita-cita yang lain,
surga!
Karena itu, anakku, bercita-citalah! Pancangkan cita-citamu
setinggi mungkin. Iringi ia dengan kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan
untuk menngapainya. Semoga Allah SWT merahmatimu dengan memperkenankan
cita-cita itu terwujud.
Bercita-citalah! Bukan hanya untuk duniamu, tapi juga untuk
akheratmu. Rasulullah bersabda, "Dan jika kalian meminta kepada Allah,
maka mintalah surga firdaus, sebab dia adalah surga yang paling tinggi."
Anakku, tahukah engkau apa cita-cita seorang Rabiah bin Kaab? Cita-citanya adalah,
menemani Rasulullah di surga!
No comments:
Post a Comment