judul

INQUIRY OPERATION >> YOUR SECOND HOME TO GET YOUR SUCCESS<<

Wednesday, November 27, 2019

Ilmuan Besar Sepanjang Masa

Irving Langmuir

Dikutip dari merdeka.com Irving Langmuir adalah seorang ahli fisika dan kimia berkebangsaan Amerika. Ia terkenal sebagai peneliti kulit atom sekaligus penemu kawat pijar yang menuntunnya ke penemuan tabung vakum tinggi. Langmuir mendapatkan berbagai penghargaan untuk penemuan dan kontribusinya terhadap kemajuan teknologi, seperti John Scott Award, Cannizzaro Prize, Medali Perkin, dan yang paling bergengsi adalah Nobel Kimia yang dianugerahkan kepadanya pada tahun 1932.

Langmuir lahir di Brooklyn pada 31 Januari 1881. Orangtua Langmuir selalu menyuruhnya untuk mengamati alam sekitar dengan teliti dan mencatat hasil pengamatan tersebut. Pada usia 11 tahun, diketahui bahwa ia memiliki daya penglihatan yang kurang baik. Setelah kondisi tersebut membaik, ketertarikan Langmuir tentang ilmu alam semakin besar. Ketertarikan ini tidak lepas dari pengaruh kakaknya, Arthur, yang merupakan seorang ahli kimia. Arthur menasihati Irving agar selalu memupuk rasa ingin tahunya tentang alam dan bagaimana cara kerjanya.

Langmuir belajar ilmu metal di Sekolah Pertambangan Universitas Columbia dengan gelar Bachelor of Science bidang teknik metalurjik pada tahun 1903. Ia mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Gottingen, Jerman, dengan meneliti lampu elektrik temuan pembimbing akademiknya, Walther Nernst. Judul disertasi yang disusunnya adalah “On the Partial Recombination of Dissolved Gases During Cooling”. Lulus dari Gottingen, Langmuir mengajar di Stevens Institute of Technology di New Jersey sebelum akhirnya memulai karir di laboratorium riset General Electric, New York. Penelitian yang ia lakukan di laboratorium tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian disertasi yang ia lakukan sebelumnya. Penelitian tersebut semakin disempurnakan dengan pompa difusi yang berhubungan dengan tabung vakum tinggi, temuan Langmuir selanjutnya.

Sedangkan di sadur dari Wikipedia berbahasa Indonesia, ilmuan ini Pekerjaan pertamanya ialah memecahkan masalah yang dihadapi sekaitan dengan bola lampu filamen tungsten baru. Langmuir berkonsentrasi pada prinsip dasar di mana lampu bekerja, meneliti reaksi kimia yang dikatalisis oleh filamen tungsten panas. Ia mengusulkan mengisi bola lampu dengan gas nitrogen (dan kemudian gas argon) dan memilin filamen itu menjadi bentuk spiral untuk menghambat penguapan tungsten.

Minatnya dalam asas itu melibatkannya dalam teori ikatan kimia dalam masalah elektron, dan ia menguraikan gagasan-gagasan yang pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Lewis. Langmuir mengajukan bahwa oktet bisa diisi dengan pasangan antara 2 atom yang berikatan ikatan "kovalen". Studinya pada kimia permukaan yaitu studi gaya kimiawi pada permukaan kontak (antarpermukaan) antara zat-zat yang berbeda, di mana begitu banyak reaksi biologis dan membuatnyaa memenangkan Penghargaan Nobel dalam bidang Kimia pada 1932.

Penemuan yang lainnya adalah Langmuir mengembangkan konsep baru adsorpsi, yang tiap molekul menabrak permukaan dalam kontak dengannya sebelum menguap, kemudian membentuk monolayer konsep ini berkebalikan dengan teori sebelumnya yang menyerupai adsorpsi pada penarikan bumi dari gas-gas di atmosfer, di mana tarikan itu berkurang seiring dengan menjauhnya gas-gas itu dari bumi. Ia mengembangkan banyak teknik eksperimental, termasuk penggunaan meluas tabung vakum untuk mempelajari antarpermukaan padat-cair dan film minyak untuk mempelajari antarpermukaan cair-cair.


Cara Kerja Speaker

Dikutip dari audioengine.co.id tentang cara kerja speaker sehingga dapat menghantarkan bunyi pada alat – alat elektronik seperti radio, android, computer dan lainnya. Berikut ini penjelasannya.


Dalam sehari-hari kita dapat mendengarkan suara, baik suara dari televisi, radio, komputer, maupun lawan bicara kita diponsel. Selain terdapat di berbagai peralatan elektronika, kita juga bisa mendapatkan speaker yang berdiri sendiri sebagai alat elektronika. Kita dapat membeli speaker sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita. Semua ini bisa karena adanya komponen elektronika yang bernama loudspeaker.

Loudspeaker atau lebih sering disebut dengan speaker adalah transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi frekuensi audio (sinyal suara) yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan cara menggetarkan komponen membran pada speaker tersebut sehingga terjadilah gelombang suara.

Tidak semua suara dapat didengar oleh manusia. Suara yang dapat didengar oleh manusia adalah bunyi atau suara yang memiliki frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Suara pada rentang frekuensi tersebut dikenal dengan suara atau bunyi audiosonik. Timbulnya suara dikarenakan adanya fluktuasi tekanan udara yang disebabkan oleh gerakan atau getaran suatu obyek tertentu. Ketika obyek tersebut bergerak atau bergetar, obyek tersebut akan mengirimkan energi kinetik untuk partikel udara disekitarnya. Hal ini dapat dianologikan seperti terjadinya gelombang pada air. Sedangkan yang dimaksud dengan frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan getaran pada obyek yang menimbulkan suara, semakin cepat getarannya makin tinggi pula frekuensinya.

Nah, pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa pada dasarnya speaker terdiri dari beberapa komponen utama yaitu cone, suspension, magnet permanen, voice coil dan juga kerangka speaker. Pertama – tama, dalam menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar, speaker memiliki komponen elektromagnetik yang terdiri dari kumparan yang disebut dengan voice coil untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi dengan magnet permanen sehingga menggerakan cone speaker maju dan mundur. Voice coil adalah bagian yang bergerak sedangkan magnet permanen adalah bagian speaker yang tetap pada posisinya. Lalu, sinyal listrik yang melewati voice coil akan menyebabkan arah medan magnet berubah secara cepat sehingga terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan magnet permanen. Dengan demikian, terjadilah getaran yang maju dan mundur pada cone speaker.

Cone adalah komponen utama speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin besarnya cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan udara sehingga suara yang dihasilkan speaker juga akan semakin besar. Selain itu, suspension yang terdapat dalam speaker berfungsi untuk menarik cone ke posisi semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga berfungsi sebagai pemegang cone dan voice coil. Kekakuan, komposisi dan desain suspension sangat mempengaruhi kualitas suara speaker itu sendiri. Jadi, cara kerja speaker itu merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari beberapa komponen utama yang tidak dapat dipisahkan.

Itulah penjelasan singkat tentang cara kerja speaker sehingga dapat menghantarkan bunyi, semoga bermanfaat.